
BANJARMASIN, sinarbarito.com- Salah satu tradisi masyarakat Banjar bagi perempuan hamil pertama kali. Ketika usia kehamilan mencapai 7 bulan maka diadakan upacara mandi-mandi, yang disebut Mandi-mandi Manujuh Bulanan (mandi tujuh bulan).
Tradisi tersebut di pecaya oleh masyarakat setempat untuk menolak bala dan mendapatkan keselamatan bagi si ibu dan bayi yang dikandung. Kepercayaan masyarakat Banjar, orang hamil suka diganggu mahluk halus yang jahat.
Begitupun dengan salahsatu keluarga yang berada di jalan manarap pal 8 kota Banjarmasin yang melaksanakan Mandi-Mandi Manujuh Bulanan ( Mandi Tujuh Bulanan), Jum’at (17/11/2023).
Pasangan dari Jahrani dan liani tersebut Aulia Safitri si hamil yang menggunakan pakaian adat mandi tujuh bulanan dan sambil memangku sebuah tunas kelapa yang diselimuti kain kuning menghadapi sajian 41 macam kue.
Sedangkan air yang di gunakan untuk mandi-mandi direndam bunga dan mayang yang sudah dibacakan surah Yasin atau Burdah.
Kembang Mayang dikeluarkan dari rendaman dan diletakkan di atas kepala wanita hamil ini dan disirami dengan air kelapa muda tiga kali berturut-turut dengan posisi mayang yang berbeda-beda. Sesudah itu badannya dikeringkan dan ia berganti pakaian.
Di luar telah tersedia sebiji telur ayam yang harus diinjaknya ketika melewatinya. Ketika ia keluar untuk kembali ke ruang tengah ini dibacakan pula shalawat beramai-ramai.
Di ruang tengah si Ibu hamil kembali duduk di atas alas kain berlapis di hadapan tamu-tamu, di sisiri dan disanggul rambutnya. Pada saat itu juga di tepung tawari, yaitu dipercikan minyak dengan anyaman daun kelapa yang dinamakan tapung tawar.
Setelah itu dibacakan doa selamat dan diakhiri dengan si Ibu hamil yang menyalami semua undangan sebagai bentuk rasa terima kasih dan mohon doa keselamatan pada semua yang hadir.
Semua prosesi yang dijalani intinya adalah memohon pada Allah SWT dan dengan pecahnya bunga mayang dengan sekali tepuk saja menandakan proses kelahiran akan berjalan dengan lancar.
Pecahnya telur ketika diinjak juga melambangkan proses kelahiran yang cepat pula. Tunas kelapa yang dipangku dan kemudian digendong melambangkan si jabang bayi yang kelak dapat tumbuh dimana saja dan berguna bagi masyarakat.
Si Ibu hamil Aulia Safitri mengucapkan terimakasih atas berjalan lancarnya prosesi mandi mandi tujuh bulanan.
“Alhamdulillah, semua acara berjalan dengan lancar. Semoga semua diberikan kemudahan dan keberkahan serta selalu dalam lindungan Allah SWT hingga proses melahirkan dengan selamat sehat walafiat,” pungkasnya. (mnz/sb).
Sinar Barito Pemersatu Banua