Sekda Batola Dorong Penanganan Stunting

MARABAHAN, onlinesinarbarito.com – Menghadapi bonus demografi dimana jumlah penduduk Indonesia tujuh puluh persennya dalam usia produktif dan Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang, memacu seluruh pemangku kebijakan tak terkecuali pemerintah daerah kabupaten Barito Kuala untuk bekerja keras menciptakan generasi yang sehat tanpa stunting.

Menurut survei EPPBGM Januari 2024, tingkat stunting di Barito Kuala mencapai 10,39%, di bawah target pemerintah tahun 2024 sebesar 14%. Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Kuala, Ir. H. Zulkipli Yadi Noor, M.Sc, mengungkapkan hal ini dalam rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan rembuk stunting kabupaten di Hotel Royal Jelita Banjarmasin, Senin (26/2).

Zulkipli menyatakan, “Harus diingat survei EPPBGM tidak bisa dibandingkan langsung dengan SSGI yang menjadi patokan pemerintah pusat. Namun, kita harus lebih fokus pada tindakan dan perbaikan ke depan. Teori intervensi sensitif dan spesifik telah dipahami oleh semua pihak, tetapi masih perlu diperkuat untuk mencapai penurunan stunting sesuai harapan.”

Dalam pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh berbagai pihak seperti Asisten, Staf Ahli, Kepala SKPD, Camat, Kepala Puskesmas, Kepala KUA, Baznas, dan penyuluh KB se-kabupaten Barito Kuala, Zulkipli sebagai ketua TPPS menyajikan data rekap stunting per kecamatan serta alokasi anggaran kegiatan posyandu tingkat desa/kelurahan. Selain itu, karena stunting juga berkaitan erat dengan fasilitas kesehatan, Zulkipli mendorong Tim Penurunan Stunting (TPS) tingkat kecamatan untuk lebih aktif dan meningkatkan kepedulian terhadap penanganan di posyandu. Dia juga memberikan apresiasi terhadap capaian penimbangan tertinggi posyandu di kecamatan Anjir Pasar dan Anjir Muara.

Dengan mengutip ungkapan Albert Einstein, “Insanity: doing the same thing over and over again and expecting different results,” Zulkipli memotivasi Satgas TPPS untuk terus berupaya melakukan perbaikan dan mengevaluasi upaya yang telah dilakukan guna mencapai keberhasilan penurunan stunting di Barito Kuala.

Untuk mendukung percepatan penurunan stunting, Kepala Diskominfo Hery Sasmita juga menginformasikan perkembangan penggunaan aplikasi pemantauan stunting ‘Lantingkuu Batola’, yang telah digunakan oleh 387 kader posyandu untuk melaporkan data pemeriksaan anak. “Harapannya aplikasi Lantingkuu dapat memudahkan pemantauan angka stunting melalui handphone, sehingga semua pihak mengetahui perkembangan stunting,” ujarnya.

Pemkab Barito Kuala tidak menunggu hasil SSGI tahun 2023 yang akan keluar pada bulan Maret mendatang, tetapi terus melaksanakan rembuk stunting di 17 kecamatan yang dilaksanakan dari Februari hingga Maret. Kepala DPPKBP3A, Furqan, SH, menjelaskan bahwa rembuk stunting dilakukan dalam rangka membangun kesepakatan dan komitmen bersama antara pemerintah kabupaten Barito Kuala, para stakeholder, dan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting. (adv/sb).