TAMIANG LAYANG – Di lahan seluas 1,5 hektare miliknya, Ngatman tersenyum lega. Jagung pakan yang ia tanam bersama keluarganya kini siap dipanen. Butiran jagung pipil kering itu diperkirakan menghasilkan rata-rata 5 ton per hektare buah dari kerja keras berbulan-bulan.
Namun panen kali ini berbeda. Bukan hanya tetangga dan sesama petani yang hadir, melainkan juga jajaran kepolisian. Kapolres Barito Timur, AKBP Eddy Santoso, bersama perwira utama, aparat desa, penyuluh pertanian, hingga pejabat daerah ikut turun tangan. Semua berkumpul di Desa Batuah, Kecamatan Raren Batuah, untuk melaksanakan Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III, sebuah program nasional yang didorong langsung oleh Presiden RI.
Sebelum cangkul dan sabit bergerak, seluruh peserta sempat mengikuti zoom meeting di kantor desa. Diskusi hangat berlangsung, membahas langkah bersama agar ketahanan pangan benar-benar terwujud, bukan sekadar wacana.
Bagi Ngatman, panen kali ini adalah bukti nyata bahwa jerih payah petani tidak berdiri sendiri. Ada sinergi yang terjalin.
“Kalau pemerintah dan polisi ikut mendukung, kami petani jadi lebih semangat. Hasil panen ini mudah-mudahan bisa membantu ketahanan pangan,” ujarnya lirih, matanya berbinar.
Kapolres Bartim, AKBP Eddy Santoso, juga menegaskan hal serupa. Menurutnya, program ini adalah bentuk kehadiran Polri di tengah masyarakat.
“Ini bukan hanya soal panen, tapi kerja sama. Semoga masyarakat bisa langsung merasakan manfaatnya, sekaligus mendukung swasembada pangan nasional,” ucapnya.
Hamparan jagung menguning di Desa Batuah hari itu menjadi saksi, bahwa ketahanan pangan bukan sekadar program di atas kertas. Ia tumbuh dari tanah, dirawat oleh petani, dan dijaga bersama-sama oleh seluruh elemen bangsa. (isn/sb).