BANJARBARU, onlinesinarbarito.com – Langkah bersejarah diambil Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kalimantan Selatan dalam memperkuat posisi Indonesia di kawasan Borneo dan ASEAN. Melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Malaysian International Chamber of Commerce and Industry (MICCI) Sabah Branch, KADIN Kalsel secara resmi memprakarsai pembentukan “Borneo Economic Corridor”, sebagai konsep konektivitas ekonomi lintas batas antara Kalimantan, Sabah, dan Sarawak.
Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Ketua KADIN Kalimantan Selatan, Shinta Laksmi Dewi, dan Ketua MICCI Sabah, Datuk Susan Chang Huan Soon, disaksikan oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Sabah, Noorman Effendi, Soeyo Poetranto selaku Ketua Komite Tetap ASEAN, IMT/GT Council, BIMB-EAGA KADIN Indonesia, serta sejumlah pejabat Sabah, pelaku usaha, dan perwakilan industri dari kedua negara.
Menurut Shinta Laksmi Dewi, MoU ini bukan hanya agenda seremonial, tetapi merupakan peta jalan konkret diplomasi ekonomi daerah yang selaras dengan visi ASEAN Economic Cooperation.
“Kerja sama ini bukan sekadar simbolik, tapi menjadi blueprint nyata untuk memperkuat konektivitas ekonomi dan kemitraan lintas batas. Kami ingin memastikan hubungan dagang dan investasi di Pulau Borneo membawa manfaat langsung bagi masyarakat dan dunia usaha, baik di Kalimantan Selatan maupun di Sabah,” ujar Shinta, Senin (3/11/2025).
Melalui kesepakatan ini, KADIN Kalimantan Selatan dan MICCI Sabah akan mengembangkan kerja sama di sektor perdagangan, energi, logistik, pertanian, dan manufaktur. Salah satu fokus utamanya ialah penguatan konektivitas melalui rencana jalur logistik laut antara Pelabuhan Tarakan dan Pelabuhan Tawau, serta konsep jalur darat “Van Borneo Route” yang akan menghubungkan perdagangan dan pariwisata lintas wilayah.
“Kita bergerak menuju era baru konektivitas Borneo. Saat pelabuhan bersama dan jalur Borneo–Sabah terwujud, biaya logistik akan jauh lebih efisien, dan produk-produk Kalimantan Selatan bisa bersaing di pasar regional,” tegas Shinta.
Langkah ini sejalan dengan arah kebijakan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya memperkuat konektivitas ekonomi lintas batas, investasi industri, dan pemberdayaan UMKM dalam rantai pasok regional.
Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan HAM KADIN Kalimantan Selatan, Muhamad Pazri, menegaskan bahwa seluruh inisiatif kerja sama akan dijalankan dengan dasar hukum yang jelas dan sesuai regulasi internasional.
“Kegiatan ini bukan sekadar promosi, tetapi juga bentuk diplomasi ekonomi dengan dasar hukum yang kuat. Setiap kesepakatan dan tindak lanjutnya akan kami pastikan sesuai dengan peraturan nasional maupun perjanjian internasional. Inilah fondasi agar kerja sama lintas batas tumbuh sehat dan berkelanjutan,” jelas Pazri.
Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Sabah, Noorman Effendi, turut memberikan dukungan penuh terhadap langkah strategis ini. Menurutnya, inisiatif KADIN Kalsel merupakan bukti nyata peran aktif daerah dalam memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia di tingkat regional.
Partisipasi KADIN Kalimantan Selatan dalam Big Sabah Sale 2025 juga mendapat apresiasi luas dari pelaku usaha Malaysia. Melalui forum tersebut, berbagai penjajakan bisnis dan peluang investasi baru mulai terbuka, terutama di sektor logistik, pariwisata, dan perdagangan lintas wilayah.
MoU ini menandai langkah awal menuju transformasi ekonomi kawasan Borneo. Dengan konsep “Borneo Economic Corridor”, KADIN Kalimantan Selatan bertekad menjadikan Kalimantan sebagai pintu gerbang ekonomi ASEAN, menghubungkan Indonesia dengan Malaysia dan Brunei Darussalam melalui konektivitas perdagangan dan industri.
“Kami ingin membuktikan bahwa KADIN di tingkat provinsi bisa menjadi garda depan diplomasi ekonomi internasional. Melalui kerja sama seperti ini, kita bukan hanya menjual produk, tetapi membangun kepercayaan dan jejaring bisnis jangka panjang,” tutup Shinta. (adv/kmfksl/isn/sb)
Sinar Barito Pemersatu Banua