SMA Negeri 3 Laung Tuhup. (foto: asd/sb).

Warga Kecewa Pembangunan SMAN 3 Laung Tuhup Diduga Tidak Sesuai RAB Dikerjakan Oleh CV. Anugrah Alam Indo Raya Senilai Rp.3,6 Miliar 

PURUK CAHU, sinarbarito.com – Pembangunan Sekolah SMAN 3 Laung Tuhup yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2021 terletak di Kelurahan Batu Bua, Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya, yang dikerjakan oleh CV. Anugrah Alam Indo Raya, dengan nilai kontrak sebesar Rp3,6 Miliar bersumber dari dana Dak Fisik dengan nomor kontrak 425.11/PSMA.02/325/DIKNAS/VIII/2021. Diduga kuat dalam pelaksanaan tidak sesuai dengan acuan perencanaan awal yakni rencana anggaran belanja (RAB).

Salah satu warga yang memperlihatkan plang atau surat perjanjian kontrak pembangunan Sekolah SMAN 3 Laung Tuhup. (foto: asd/kb).

Menurut pantauan awak media koranbarito.com ketika melakukan investigasi dilapangan pada, Minggu (19/11/2022) akhir tahun tadi terlihat empat item bangunan sekolah menggunakan bahan material papan kayu meranti, baik itu dinding dan lantai dalam hingga lantai teras depan termasuk bangunan wc umum sekolah juga terpasang papan kayu meranti.

Salah satu warga yang memperlihatkan kondisi bangunan SMAN 3 Laung Tuhup tidak sesuai RAB atau perencanaan awal. (foto: asd/sb).

Dimana dalam petunjuk perencanaan awal yang diperlihatkan salah satu warga yang engan disebut namanya, pada saat itu dirinya sempat memperlihatkan poto bangunan yang harus menggunakan kayu kelas 1 ulin dan kelas II (Banuas) namun faktanya terpasang hanya kayu meranti.

Hal tersebut patut disoroti jikalau ada oknum yang diduga mempermainkan anggaran dan tidak mengikuti petunjuk perencanaan. Karena bangunan SMAN 3 tersebut dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah dengan anggaran cukup besar mencapai 3,6 Miliar Rupiah.

Tim koranbarito.com ketika melakukan kruscek lapangan gterkait pembangunan yang sudah selesai dan diduga tidak sesuai perencanaan awal pembangunan Sekolah SMAN 3 Laung Tuhup belum lama tadi. (foto: asd/sb).

Terkait dengan hal tersebut masyarakat banyak mempertayakan dengan bangunan sekolah SMAN 3 Laung Tuhup yang menggunakan bahan papan kayu jenis meranti. “Belum tau pasti kenapa bangunan yang dibiayai oleh pemerintah yang menelan anggaran cukup tinggi dari APBN/DAK pada 2021 menggunakan kayu meranti,” sebut warga.

Salah satu tukang bernama, Farid Hermadi, yang juga selaku Sekdes Batu Karang. Dirinya mengakui bahwa bangunan yang paling besar posisi berada ditengah sesuai dngan RAB gambar menggunakan kayu ulin dan kayu batu.

“Yang kami bangun posisi berada ditengah itu sesuai dengan RAB atau gambar menggunakan kayu ulin dan kayu batu. kita belum tau pasti kenapa bangunan yang lainya menggunakan meranti, karena pada saat itu barang datang masing-masing kami menarik sesuai kebutuhan,”ujarnya  saat di bincangi awak media, belum lama tadi.

Selain itu mantan Kepala Desa Batu Bua 1 sejak tahun 1974 sampai 2003 menjabat bahkan juga turut memperjuangkan membangun SMA pada tahun 2007 lalu. Ia juga mengatakan bahwa memang benar terpasang kayu meranti. “Ya meranti itu”, sebutnya singkat.

Bangunan tersebut untuk pertanggungjawabannya diserahkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah. Namun sampai saat ini dipertayakan oleh masyarakat terkait dengan terpasangnya papan kayu meranti, dimana bangunan sekolah tersebut sangat dinantikan oleh masyarakat setempat.

Menanggapi bangunan SMAN 3 yang menggunakan bahan kayu meranti itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah, H. A. Syaifudi, S.Pd, M.Sm, saat di konfirmasi awak media koranbarito.com, dirinya hanya bisa memberikan jawaban.

“Nanti kami kabari ya. Saya minta PPTK untuk cek dulu,” jawabnya singkat melalui pesan WhatsAap Kamis, (5/1/2023) malam sekitar pukul 18.51 WIB. Ditempat terpisah, Fahriadi, NF. ML, salah satu tokoh warga asal kelahiran Muara Tupuh, Kecamatan Laung Tuhup dan juga selaku aktifis dari lembaga swadaya masyarakat, LSM-LP2TRI-DPD Kalteng angkat bicara terkait dengan pembangunan Sekolah SMAN 3 yang mengunakan bahan papan kayu jenis meranti itu.

“Setahu saya semua bangunan sekolah baik itu SD-SMP hingga SMA semua materialnya kayu keras seperti dinding dan lantai dalam dan juga teras muka termasuk wc menggunakan kayu ulin atau kayu batu,” ungkap Fahriadi penuh kekecewan dengan pihak Disdik Provinsi Kalteng kepada koranbarito.com.

Dirinya berharap kepada Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi sekaligus aparat penegak hukum agar segera melakukan pengecekan pembangunan Sekolah SMAN 3 Laung Tuhup. Karena ujarnya bangunan sekolah itu merupakan sarana dan prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh anak murid dengan sistem jangka panjang.

Akibat dari dugaan tidak sesuai dengan perencanaan pembangunan tersebut masyarakat sangat was-was anaknya belajar dibangunan baru itu. “Seharusnya dengan dibangun baru sekolah itu bisa menunjang mutu pendidikan yang selama ini kekurangan bangunan sekolah,” harapnya.

Bangunan Sekolah SMAN 3 Laung Tuhup itu dinantikan oleh semua masyarakat yang ada di Kelurahan Batu Bua I, Kecamatan Laung Tuhup agar sejumlah anak murid bisa belajar luas karena ada tambahan bangunan baru. Diketahui ada dua permasalahan yang dihadapi sejumlah anak murid yakni jauh dari perkotaan sehingga bangunan sekolah yang baru itu dinantikan warga. (tim/sb).