BANJARBARU, onlinesinarbarito.com – Peran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Selatan dalam Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) semakin terlihat nyata melalui berbagai inovasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Salah satu lokus unggulan adalah Kelurahan Mantuil, yang berhasil menjalankan Bank Sampah Himung sebagai bagian dari program Martapura Asri.
DLH Kalsel menegaskan bahwa pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya. Melalui Bank Sampah Himung yang telah berjalan lebih dari tiga tahun, warga Mantuil tidak hanya terlibat aktif dalam memilah dan menabung sampah, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi lokal.
“Kita dari DLH menggalakkan pengolahan sampah dari sumber. Salah satunya melalui bank sampah. Bank Sampah Himung di Mantuil ini sudah berjalan hampir tiga tahun lebih,” ujar Analis Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan, Andre saat kegiatan Sosialisasi dan Kunjungan Lapangan Lokus Pilot Project Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Tahun 2025 di Kelurahan Mantuil, Jumat (14/11/2025).
Di Kelurahan Mantuil sendiri kini telah berdiri empat unit bank sampah, yang tidak hanya melibatkan warga sekitar, tetapi juga sejumlah perusahaan yang ikut menabung sampah. Pengelolaan yang baik membuat omzet bank sampah semakin meningkat dan kini telah mencapai angka yang cukup signifikan.
“Omsetnya sudah hampir jutaan. Artinya kalau pengelolaannya benar, hasilnya akan terlihat. Bank sampah ini memiliki nilai ekonomi yang nyata,” ungkapnya.
Selain bank sampah, DLH Kalsel juga mengembangkan inovasi di berbagai lokus lain di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin, dengan total hampir 20 lokus program martapura Asri.
Di Banua Anyar, misalnya, terdapat pengolahan sisa makanan yang diubah menjadi pakan ikan. Sementara di Sungai Jingah, limbah cair industri sasirangan diolah menggunakan alat khusus hingga menghasilkan air yang telah teruji laboratorium dan aman.
Di Kabupaten Banjar, inovasi lain dilakukan dengan pemilahan sampah yang tidak lagi dapat dimanfaatkan untuk kemudian diolah menjadi carving block sebagai material bangunan.
“Jadi setiap lokus punya keunggulan masing-masing. Khusus Mantuil fokus pada bank sampah. Sedangkan inovasi lain berkembang sesuai karakter wilayah,” jelasnya.
Dalam perannya di Pokja PKP, DLH Kalsel tidak hanya membangun sistem pengelolaan sampah, tetapi juga memperkuat edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang nilai ekonomi sampah serta pemanfaatan limbah organik menjadi kompos.
“Kami ingin menegaskan bahwa sampah memiliki nilai manfaat dan ekonomi. Semuanya berangkat dari kesadaran masyarakat dalam mengelola dari sumbernya,” tutupnya.
Program Martapura Asri diharapkan menjadi langkah strategis menuju lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan, sekaligus mendukung penataan kawasan permukiman di Kalimantan Selatan melalui sinergi lintas sektor di bawah Pokja PKP. (adv/kmfksl/isn/sb)
Sinar Barito Pemersatu Banua